Sekedar ingin mewanti-wanti zammy...
Nak, kelak saat zammy dewasa dan mencari pasangan hidup bunda minta tolong untuk tidak akan menjalin hubungan dengan anak dari seseorang yang terlahir dari ibu yang bertahun lahir 1988.
Memang agak merepotkan buat zammy, tapi ini adalah satu-satunya cara agar bunda tidak lagi ada kemungkinan akan berhubungan dengan teman yang sungguh amat sangat menyebalkan yang pernah bunda kenal seumur usia bunda :(
Adalah seorang KAWAN sebutlah namanya mawar (tidak terlalu dekat), tapi entah bagaimana ceritanya kami (Bunda dan Dua orang Teman dekat Bunda) Sebutlah nama mereka Indah dan Rima, bisa jadi akrab dengan Mawar. Mawar seorang yang sebenarnya selalu ingin terlihat perfect dan hebat, dia selalu berusaha rendah hati dan rendah diri, namun entah mengapa bunda dan Rima merasa di setiap perkataan yang dia ucapkan sering kali terdengar seperti meninggikan diri sendiri dan malah merendahkan orang lain. Kami terus berteman dengannya dari hari ke hari hingga kami semakin akrab. Namun dalam keakraban itu,ada kejanggalan dalam hati bunda, ntah apa bunda pun belum mengerti. Hanya Indah yang benar-benar tulus berteman dengannya mungkin karena rumah tinggal mereka berdekatan satu sama lain, makin hari bunda dan Rima semakin merasa risih dengan sifat dan sikap Mawar, mawar mulai tampak kasar bahkan kadang arogan, namun sebagai teman kami tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya Indah yang selalu mendukung setiap tinggah jahat yang Mawar perbuat. Indah terlalu polos dan lugu untuk membaca sifat orang lain.
Bulan demi bulan berlalu hingga berganti menjadi Semester...
Di sinilah bunda dan Rima semakin tak menyukai sikap Mawar. Kebetulan Semester itu kebetulan nilai mawar turun drastis. Menurun Drastis Dari nilai awal yang selalu dia bangga-banggakan. Dia mulai menyalahkan kami karena tidak penuh menolongnya berbuat curang, yaitu mengabseni-nya tiap kali dia berhalangan hadir, hingga membuatkan quiz-quiz bahkan ujian midtermnya tiap kali dia tidak dapat mengikuti ujian itu sendiri. Bunda dan Rima mulai gerah, kenapa kami yang disalahkan untuk urusan yang sebenarnya bukan urusan kami? Kami juga mahasiswa punya tugas dan persoalan masing-masing. Dan bukankah itu resikonya yang menjalani dua profesi sekaligus dalam masa kuliahnya?
Pada masa-masa seperti itu dia mulai mengadudomba kami dengan Indah, agar indah tak lagi berteman dengan kami. Awalnya bunda dan rima tak perduli, toh indah bukanlah anak kecil yang tak bisa menjaga dirinya sendiri. Hubungan kami mulai renggang, Mawar terlalu sering menykiti kami dengan cara menyindir dengan kata-kata dan kalimat-kallimat yang menyakitkan, padahal tak sekallipun kami menyakiti apalagi menyindirnya. Kami tetap menganggapnya kawan. Namun disisi lain, dia tetap ingin terlihat sebagai orang baik yang tetap ingin menolong walaupun dalam istilahnya dia telah dikhianati.
Saat ada penerimaan tenaga kerja ditempat dia bekerja dia mengajak bunda ikut serta, namun kabar itu bunda dapat dari Indah, Indah yang menyarankan bunda agar bertanya kepada mawar. Awalnya bunda fikir apa salahnya? Toh ini coba-coba dan hanya bertanya.
Namun diluar dugaan bunda, mawar malah sangat antusias mengajak bunda bergabung. Bundapun mulai semangat. Namun, ternyata Mawar punya maksud lain, di dalam kebutaan bunda akan lingkungan itu dia meninggalkan bunda sendiri. Dari awal sampai ketempat pendaftaran itu hingga akhirnya bunda pulang, tak sekalipun dia membantu bunda. Bahkan bunda bagai tak ada disana dibuatnya. Kecewa dan marah itu pasti, namun bunda menganggap dia udah kasi info aja itu udah cukup baik.
Kami masih berteman, namun semakin aneh...
Mawar mulai memamer-mamerkan segala hal yang dia miliki, dengan gaya khasnya yang selalu tetap merendah. Selalu, setiap saat. Segala macam hal di pamernya, mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Yang paling lucu bagi bunda adalah saat mawar rela membuka jilbabnya di dalam kelas hanya demi memperlihatkan Anting (Kerabu) yang baru dibelinya... Hhahahaa... Sangat menggelikan.
Dia mulai memamerkan uangnya, dia pernah mengibas-ngibaskan uang di depan Rima dan Indah lalu menawarka pecahan Rp.50.000 pada mereka juga pada bunda. Terlihat sangat sombong. Namun bunda dan rima hanya tertawa. Tapi tidak Indah, indah sungguh terkesima dengan yang dilakukan mawar. Indah sangat salut pada mawar, Indah sama sekali tak berfikir bahwa mawar sedang memamerkan hartanya. Yang ada dalam fikiran indah adalah, alangkah bahagianya menjadi mawar, kaya raya dan baik hati setidaknya itu yang pernah indah utarakan pada bunda dan Rima. Namun rasa kagum Indah pada Mawar mendadak sirna saat Indah akhirnya tau bahwa cincin miliknya yang pernah di pinjam oleh mawar dengan alasan ingin melihat model ternyata malah di jual oleh mawar, padahal cincin itu adalah satu-satunya harta paling berharga yang pernah dimiliki indah dari uangnya sendiri. indah pun mulai sadar akan semua kepalsuan mawar selama ini, dan berhenti berteman dengan mawar sepenuhnya.
Semakin lama Bunda mulai merasa kasian pada mawar, kenapa bunda kasian??? karena mawar mulai terlihat seperti orang depresi, dia selalu ingin lebih dan lebih sedangkan kenyataan yang bunda lihat tidak seperti itu. Fakta yang bunda dapat adalah, Mawar hanya tinggal di sebuah bangunan yang tidak mirip rumah, lebih mirip sebuah ruko gantung. Orang tuanya hanya seorang PNS, ayahnya tidak punya pekerjaan tetap. Yang bunda tau mawar bekerja sekuat tenaga untuk bisa membiayai hidupnya sendiri. Disamping itu, mawar memiliki seorang kekasih yang selalu di biayainya. Ya, pacarnya selalu meminta mawar mengirimi pulsa bahkan uang pada pacarnya. Hal itu bunda ketahui saat dia tanpa sengaja melihat Ayah (dulu masih pacar bunda) membawakan bunda makan siang ke kost bunda. Tanpa sengaja dia berujar "iiihh...enak x jadi qe ya da, gak payah minta malah diantarin". Trus bunda bilang "emang qe gak pernah?" mulailah dia bercerita panjang lebar tentang sikap pacarnya yang selama hampir tiga tahun lebih sering meminta dari pada memberi. Bunda mulai benar-benar iba, ternyata yang selama ini dia pamer-pamerkan pada kami hanya ilusi semata, dia tak memiliki apapun seperti yang dia pamerkan selama ini, dia malah merasa iri pada semua yang bunda miliki.
Nasibnya masih saja malang, setelah hampir tiga tahun bertunangan, hingga detik bunda menulis blog ini belum ada kejelasan tentang pernikahan yang dulu pernah digadang-gadangkan bakal jadi pernikahan termegah se fakultas kami. Mungkin karena itu, hingga saat ini mawar sama sekali tak pernah menampakkan mukanya di rumah bunda untuk sekedar melihat zammy. Mungkin mawar ingat kelakuannya dulu yang suka pamer dan mengolok-olok bunda "kapan menyusulnya bertunangan" namun ternyata semua terpatahkan oleh pernikahan bunda yang ternyata lebih dulu dan tak ada pamer-pamer namun berjalan lancar apa adanya.
Setelah pernikahan bunda, kami benar-benar tak pernah berkomunikasi lagi dengan mawar, mawar hilang bak di telan bumi. Kadang sesekali kami jumpa saat pertukaran jam kuliah. tapi itupun terlihat mawar sering menghindar dari bunda. Mungkin terlalu berat mengucapkan Selamat Untuk Pernikahan bunda. Walau dia turut serta menyumbang dana untuk memberikan kado pada bunda, namun tetap saja, kehadirannya kerumah masih bunda tunggu, tapi hingga saat ini dia tak pernah datang.
Bunda fikir setelah dua tahun tak berjumpa, mawar tak ingat lagi pada bunda, namun ternyata bunda salah. Mawar bahkan berani tiba2 menelpon bunda untuk meminjam uang yang nominalnya jutaan! Bunda tak habis fikir, beeraninya seseorang yang lama tak ada kabar tiba2 meminta pinjaman uang. Itu bukan terjadi sekali, tapi berkali-kali. Yang membuat bunda semakin tak habis fikir adalah, setiap kali memulai pembicaraan mawar selalu pamer dulu, ini dan itu mulai dari A-Z semua tentang kekayaan dan karirnya, tapi ujung-ujungnya dia tak segan meminjam uang pada bunda. Aneh bukan? Bila dia memang kaya dan sukses, mengapa harus meminjam uang pada bunda yang cuma Ibu Rumah Tangga dan Mahasiswa yang tak lulus2 ini?
Oleh karena itu anakku, kelak saat zammy dewasa, Bunda mohon sedikit saja ketelitian zammy untuk tidak beruhubungan dengan anak dari seorang ibu yang lahir di bulan itu. Semua karena bunda trauma. Trauma di ganggu oleh orang yang sama sekali tak pernah bunda ganggu hidupnya...
With Protect As Mom
Bunda.
Memang agak merepotkan buat zammy, tapi ini adalah satu-satunya cara agar bunda tidak lagi ada kemungkinan akan berhubungan dengan teman yang sungguh amat sangat menyebalkan yang pernah bunda kenal seumur usia bunda :(
Adalah seorang KAWAN sebutlah namanya mawar (tidak terlalu dekat), tapi entah bagaimana ceritanya kami (Bunda dan Dua orang Teman dekat Bunda) Sebutlah nama mereka Indah dan Rima, bisa jadi akrab dengan Mawar. Mawar seorang yang sebenarnya selalu ingin terlihat perfect dan hebat, dia selalu berusaha rendah hati dan rendah diri, namun entah mengapa bunda dan Rima merasa di setiap perkataan yang dia ucapkan sering kali terdengar seperti meninggikan diri sendiri dan malah merendahkan orang lain. Kami terus berteman dengannya dari hari ke hari hingga kami semakin akrab. Namun dalam keakraban itu,ada kejanggalan dalam hati bunda, ntah apa bunda pun belum mengerti. Hanya Indah yang benar-benar tulus berteman dengannya mungkin karena rumah tinggal mereka berdekatan satu sama lain, makin hari bunda dan Rima semakin merasa risih dengan sifat dan sikap Mawar, mawar mulai tampak kasar bahkan kadang arogan, namun sebagai teman kami tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya Indah yang selalu mendukung setiap tinggah jahat yang Mawar perbuat. Indah terlalu polos dan lugu untuk membaca sifat orang lain.
Bulan demi bulan berlalu hingga berganti menjadi Semester...
Di sinilah bunda dan Rima semakin tak menyukai sikap Mawar. Kebetulan Semester itu kebetulan nilai mawar turun drastis. Menurun Drastis Dari nilai awal yang selalu dia bangga-banggakan. Dia mulai menyalahkan kami karena tidak penuh menolongnya berbuat curang, yaitu mengabseni-nya tiap kali dia berhalangan hadir, hingga membuatkan quiz-quiz bahkan ujian midtermnya tiap kali dia tidak dapat mengikuti ujian itu sendiri. Bunda dan Rima mulai gerah, kenapa kami yang disalahkan untuk urusan yang sebenarnya bukan urusan kami? Kami juga mahasiswa punya tugas dan persoalan masing-masing. Dan bukankah itu resikonya yang menjalani dua profesi sekaligus dalam masa kuliahnya?
Pada masa-masa seperti itu dia mulai mengadudomba kami dengan Indah, agar indah tak lagi berteman dengan kami. Awalnya bunda dan rima tak perduli, toh indah bukanlah anak kecil yang tak bisa menjaga dirinya sendiri. Hubungan kami mulai renggang, Mawar terlalu sering menykiti kami dengan cara menyindir dengan kata-kata dan kalimat-kallimat yang menyakitkan, padahal tak sekallipun kami menyakiti apalagi menyindirnya. Kami tetap menganggapnya kawan. Namun disisi lain, dia tetap ingin terlihat sebagai orang baik yang tetap ingin menolong walaupun dalam istilahnya dia telah dikhianati.
Saat ada penerimaan tenaga kerja ditempat dia bekerja dia mengajak bunda ikut serta, namun kabar itu bunda dapat dari Indah, Indah yang menyarankan bunda agar bertanya kepada mawar. Awalnya bunda fikir apa salahnya? Toh ini coba-coba dan hanya bertanya.
Namun diluar dugaan bunda, mawar malah sangat antusias mengajak bunda bergabung. Bundapun mulai semangat. Namun, ternyata Mawar punya maksud lain, di dalam kebutaan bunda akan lingkungan itu dia meninggalkan bunda sendiri. Dari awal sampai ketempat pendaftaran itu hingga akhirnya bunda pulang, tak sekalipun dia membantu bunda. Bahkan bunda bagai tak ada disana dibuatnya. Kecewa dan marah itu pasti, namun bunda menganggap dia udah kasi info aja itu udah cukup baik.
Kami masih berteman, namun semakin aneh...
Mawar mulai memamer-mamerkan segala hal yang dia miliki, dengan gaya khasnya yang selalu tetap merendah. Selalu, setiap saat. Segala macam hal di pamernya, mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Yang paling lucu bagi bunda adalah saat mawar rela membuka jilbabnya di dalam kelas hanya demi memperlihatkan Anting (Kerabu) yang baru dibelinya... Hhahahaa... Sangat menggelikan.
Dia mulai memamerkan uangnya, dia pernah mengibas-ngibaskan uang di depan Rima dan Indah lalu menawarka pecahan Rp.50.000 pada mereka juga pada bunda. Terlihat sangat sombong. Namun bunda dan rima hanya tertawa. Tapi tidak Indah, indah sungguh terkesima dengan yang dilakukan mawar. Indah sangat salut pada mawar, Indah sama sekali tak berfikir bahwa mawar sedang memamerkan hartanya. Yang ada dalam fikiran indah adalah, alangkah bahagianya menjadi mawar, kaya raya dan baik hati setidaknya itu yang pernah indah utarakan pada bunda dan Rima. Namun rasa kagum Indah pada Mawar mendadak sirna saat Indah akhirnya tau bahwa cincin miliknya yang pernah di pinjam oleh mawar dengan alasan ingin melihat model ternyata malah di jual oleh mawar, padahal cincin itu adalah satu-satunya harta paling berharga yang pernah dimiliki indah dari uangnya sendiri. indah pun mulai sadar akan semua kepalsuan mawar selama ini, dan berhenti berteman dengan mawar sepenuhnya.
Semakin lama Bunda mulai merasa kasian pada mawar, kenapa bunda kasian??? karena mawar mulai terlihat seperti orang depresi, dia selalu ingin lebih dan lebih sedangkan kenyataan yang bunda lihat tidak seperti itu. Fakta yang bunda dapat adalah, Mawar hanya tinggal di sebuah bangunan yang tidak mirip rumah, lebih mirip sebuah ruko gantung. Orang tuanya hanya seorang PNS, ayahnya tidak punya pekerjaan tetap. Yang bunda tau mawar bekerja sekuat tenaga untuk bisa membiayai hidupnya sendiri. Disamping itu, mawar memiliki seorang kekasih yang selalu di biayainya. Ya, pacarnya selalu meminta mawar mengirimi pulsa bahkan uang pada pacarnya. Hal itu bunda ketahui saat dia tanpa sengaja melihat Ayah (dulu masih pacar bunda) membawakan bunda makan siang ke kost bunda. Tanpa sengaja dia berujar "iiihh...enak x jadi qe ya da, gak payah minta malah diantarin". Trus bunda bilang "emang qe gak pernah?" mulailah dia bercerita panjang lebar tentang sikap pacarnya yang selama hampir tiga tahun lebih sering meminta dari pada memberi. Bunda mulai benar-benar iba, ternyata yang selama ini dia pamer-pamerkan pada kami hanya ilusi semata, dia tak memiliki apapun seperti yang dia pamerkan selama ini, dia malah merasa iri pada semua yang bunda miliki.
Nasibnya masih saja malang, setelah hampir tiga tahun bertunangan, hingga detik bunda menulis blog ini belum ada kejelasan tentang pernikahan yang dulu pernah digadang-gadangkan bakal jadi pernikahan termegah se fakultas kami. Mungkin karena itu, hingga saat ini mawar sama sekali tak pernah menampakkan mukanya di rumah bunda untuk sekedar melihat zammy. Mungkin mawar ingat kelakuannya dulu yang suka pamer dan mengolok-olok bunda "kapan menyusulnya bertunangan" namun ternyata semua terpatahkan oleh pernikahan bunda yang ternyata lebih dulu dan tak ada pamer-pamer namun berjalan lancar apa adanya.
Setelah pernikahan bunda, kami benar-benar tak pernah berkomunikasi lagi dengan mawar, mawar hilang bak di telan bumi. Kadang sesekali kami jumpa saat pertukaran jam kuliah. tapi itupun terlihat mawar sering menghindar dari bunda. Mungkin terlalu berat mengucapkan Selamat Untuk Pernikahan bunda. Walau dia turut serta menyumbang dana untuk memberikan kado pada bunda, namun tetap saja, kehadirannya kerumah masih bunda tunggu, tapi hingga saat ini dia tak pernah datang.
Bunda fikir setelah dua tahun tak berjumpa, mawar tak ingat lagi pada bunda, namun ternyata bunda salah. Mawar bahkan berani tiba2 menelpon bunda untuk meminjam uang yang nominalnya jutaan! Bunda tak habis fikir, beeraninya seseorang yang lama tak ada kabar tiba2 meminta pinjaman uang. Itu bukan terjadi sekali, tapi berkali-kali. Yang membuat bunda semakin tak habis fikir adalah, setiap kali memulai pembicaraan mawar selalu pamer dulu, ini dan itu mulai dari A-Z semua tentang kekayaan dan karirnya, tapi ujung-ujungnya dia tak segan meminjam uang pada bunda. Aneh bukan? Bila dia memang kaya dan sukses, mengapa harus meminjam uang pada bunda yang cuma Ibu Rumah Tangga dan Mahasiswa yang tak lulus2 ini?
Oleh karena itu anakku, kelak saat zammy dewasa, Bunda mohon sedikit saja ketelitian zammy untuk tidak beruhubungan dengan anak dari seorang ibu yang lahir di bulan itu. Semua karena bunda trauma. Trauma di ganggu oleh orang yang sama sekali tak pernah bunda ganggu hidupnya...
With Protect As Mom
Bunda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar